Minggu, 17 Januari 2010

Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu

Ilmu merupakan sebuah bekal yang paling utama. Alloh sangat mencintai orang-orang yang berilmu dan mencari ilmu. Saking pentingnya mencari ilmu, orang yang meninggal dalam majlis ilmu sama dengan orang yang mati syahid. Alloh akan meninggikan derajat atau kedudukan hambanya yang mencari dan memiliki ilmu, sebagaimana dalam firmannya: ” YARFA’ILLAAHULLADZIINA AAMANUU MINKUM, WALLADZIINA UTUL ILMA DAROJAAT”, Alloh akan meninggikan kedudukan atau derajat diantara kamu yang beriman dan mencari ilmu. Tetapi, ilmu yang bagaimana yang dimaksud? yaitu ilmu yang memberikan manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang banyak atau masyarakat. Dalam sebuah hadits Rosululloh SAW bersabda: “MAN AROODA DUNYA FA’ALAIHI BIL ILMI, WAMAN AROODALAKHIROH FA’ALAIHI BIL ILMI, WAMAN ARODAHUMAA FA’ALAIHI BIL ILMI” Barang siapa yang menginginkan/mengharapkan keutamaan dunia, keutamaan tersebut dapat diperoleh dengan ilmu, Barang siapa yang menginginkan keutamaan di akhirat, keutamaan tersebut dapat diraih dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya maka, maka hal tersebut dapat diraih dengan ilmu.

hadist menuntut ilmu :

Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Bahkan Allah sendiri lewat Al Qur’an meninggikan orang-orang yang berilmu dibanding orang-orang awam beberapa derajad.

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad.” (Al Mujadilah: 11)

Pada surat Ali ‘Imran: 18 Allah SWT bahkan memulai dengan dirinya, lalu dengan malaikatnya, dan kemudian dengan orang-orang yang berilmu. Jelas kalau Allah menghargai orang-orang yang berilmu.

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)” (Ali Imran:18)

Allah juga menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa memahami perumpamaan yang diberikan Allah untuk manusia.

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)

Ingatlah wahai manusia, tidak akan pernah kalian semua mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 persyaratan:

1. Harus memiliki akal yang sehat

Orang tidak akan memperoleh ilmu apapun, jika fikirannya selalu dipenuhi dengan kekotoran. Atau tidak akan memperoleh ilmu seseorang jika ada gangguan kesehatan akalnya. Manfaatkan anugerah dan potensi yang Alloh berikan kepada kita, yaitu akal yang sehat.

2. Memiliki keinginan yang kuat

Tanpa keinginan yang kuat, sekecil apapun cita-cita kita, sekecil apapun tujuan kita, tidak akan pernah tercapai. Lawannlah segala bentuk kemalasan yang ada pada diri kita. Perjalanan waktu tidak akan surut kebelakang, cegahlah penyesalan dengan keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu.

3. Kesabaran

Dengan kesabaran dan keuletan, sesulit apapun keinginan dan tujuan yang ingin kita capai, semuanya akan terasa mudah. Karena dengan bekal kesabaran dan keuletan akan tumbuh keikhlasan, dengan tumbuhnya keikhlasan segala urusan akan terasa ringan, sesulit apapun ilmu yang kita pelajari akan terasa mudah untuk dipahami.

4. Bekal yang cukup

Bekal bukan berarti hanya materi, tetapi yang paling utama adalah potensi atau anugerah yang Alloh berikan kepada kita yaitu kesehatan. Gunakannlah waktu sebaik-baiknya, mumpung dalam keadaan sehat sebelum datang sakit. Dengan bekal kesehatan, bekal materi akan mudah diperoleh.

5. Petunjuk Ahli ilmu

Guru adalah tempat yang tepat untuk bertanya secara interaktif. Guru adalah tempat yang tepat untuk menggali seluruh keilmuan yang dimilikinya. Guru disini adalah orang ahli ilmu, atau expert dalam bidang keilmuan. Mencari ilmu tidak cukup hanya berguru kepada buku, mencari ilmu tidaklah cukup hanya mengandalkan pengalaman. Untuk menghindari dari salahnya kita memahami ilmu, harus ada tempat bertanya. Sebaik-baiknya tempat bertanya adalah ahli ilmu.

6. Meluangkan waktu

“Gunakan masa luangmu sebelum datang masa sempitmu”, itu adalah potongan hadits Rosululloh SAW yang mengisyaratkan pentingnya memanfaatkan waktu luang. Malas adalah musuh besar bagi pencari ilmu. Dengan kemalasan, waktu akan terasa sempit. Dengan memanfaatkan waktu luang, mumpung masih diberi umur, mumpung masih muda, mumpung sehat dan aji mumpung lainnya niscaya keinginan dalam memperoleh ilmu akan tercapai.

Jangan pernah bermimpi akan dapat ilmu dengan sendirinya, tanpa ada keinginan yang kuat yang tertanam dalam diri kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar